Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi, IPTEK, Perkembangan, Pengertian, Macam-Macam, Dampak Positif Dan
Negatif
Artikel dan Makalah
tentang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, IPTEK, Perkembangan, Pengertian, Macam-macam, Dampak Positif dan
Negatif - Apakah kalian mengetahui pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi?
Mungkin kalian belum mengerti makna Iptek. Di dunia Iptek berkembang layaknya
pesawat jet yang serba cepat. Perkembangan Iptek juga tidak terkontrol sehingga
masyarakat menjadi terbawa arus modernisasi. Akibatnya masyarakat terjadi
perubahan besar-besar sampai menghilangkan kebudayaan aslinya. Iptek adalah
bagian dari kebudayaan manusia. Penciptaannya ditujukan untuk memudahkan
manusia dalam melakukan aktivitas kehidupannya. Coba kalian perhatikan temuan
manusia berupa mobil, ini ditujukan untuk membantu manusia dalam menjalankan
aktivitas transportasinya, sehingga jarak yang jauh dapat ditempuh dengan waktu
yang singkat. Contoh lainnya adalah penemuan komputer yang dapat membantu manusia
berkomunikasi secara mudah walaupun jaraknya sangat jauh sekali.
Penemuan-penemuan Iptek iniah yang nantinya akan menjadi pembahasan para
antropolog. Oleh karena itu, Iptek dapat membawa perubahan kebudayaan secara
mutlak di masyarakat.
Tidak semua Iptek
membawa dampak yang merugikan masyarakat. Yaitu pada penemuan-penemuan disektor
pekerjaan formal. Misalnya penemuan alat-alat produksi pertanian dimana dapat
meningkatkan produksi beras semakin meningkat. Ada juga penemuan televisi yang
membuat manusia untuk dapat mengakses informasi-informasi di luar daerahnya.
Kegunaan Iptek yang menguntungkan bagi masyarakat ini akan dipertahankan
eksistensinya. Dan mungkin akan dilakukan modifikasi atau inovasi terhadap
temuan-temuan tersebut sehingga memiliki nilai guna yang sangat tinggi. Di
samping itu mempertahankan hasil temuan Iptek dilakukan sebagai pewarisan
kebudayaan di dalam masyarakat.
A. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
1. Pengertian Iptek
Ilmu pengetahuan merupakan bagian dari pengetahuan. Pengetahuan pada hakikatnya
merupakan segala sesuatu yang kita ketahui. Cara mendapatkan pengetahuan dapat
melalui berbagai kesempatan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja dan
secara spontan. Ilmu merupakan hasil pemikiran manusia yang diperoleh dari
pengalamannya. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bersifat metodis,
sistematis, dan logis. Jadi, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui
metode keilmuan, yakni diperoleh dengan menggunakan cara kerja yang rinci,
sistematis, dan logis. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat dikatakan
sebagai pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang merupakan ilmu memiliki syarat dan
ciri-ciri, antara lain memiliki objek, memiliki tujuan dan metode, bersifat
empiris, rasional, dan objektif. Berkaitan dengan objek kajiannya, pengetahuan
ilmiah memiliki cabang-cabang yang bersifat khusus, antara lain biologi,
fisika, antropologi, geografi, sosiologi, dan sejarah.
Di Indonesia ilmu lazim
disebut ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, di lingkungan pendidikan dikenal IPA
(Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).
Teknologi (ilmu teknik)
adalah ilmu terapan. Teknologi mendorong diciptakan atau dikembangkannya ilmu
pengetahuan yang lebih maju. Jadi, Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) itu
saling berkaitan. Teknologi juga diartikan perangkat dan metode-metode untuk
membuat sesuatu. Harvey Brooks mengartikan teknologi sebagai pemakaian
pengetahuan ilmiah untuk memproduksi barang-barang dengan jalan reproduksi.
Sementara Schon mengartikan teknologi adalah suatu cara dan suatu
proses untuk membuat sesuatau yang dapat mengembangkan keterampilan manusia.
Dalam kaitan ini teknologi merupakan kekuatan otonom yang mampu mengubah
kehidupan manusia. Akan tetapi, teknologi juga dapat menambah dan memperbanyak
kemampuan dan kekuasaan/kekuatan manusia. Jadi, dengan teknologi manusia dapat
dipengaruhi/dikuasai oleh teknologi. Ciri-ciri teknologi antara lain
rasionalisasi, tidak alami (artificial) dan otomatis universal.
2. Perkembangan IPTEK
a. Perkembangan IPTEK
Permulaan dari IPTEK dapat
ditelusuri sejak keberadaan manusia. Manusia purba telah memiliki pengetahuan
tentang keadaan alam. Usaha mula-mula di bidang keilmuan yang tercatat dalam
sejarah adalah yang dilakukan oleh bangsa Mesir Kuno. Banjir Sungai Nil yang
terjadi setiap tahun telah mendorong berkembangnya sistem almanak, geometri,
dan kegiatan pengamatan serta penelitian. Kegiatan keilmuan kemudian diikuti oleh
orang-orang Babilonia dan orang-orang Hindu. Kegiatan keilmuan pengembangan
iptek berlangsung sampai zaman modern.
Perkembangan Iptek didunia juga sejalan dengan laju peradaban
manusia. Seiring dengan berkembangnya Zaman iptek yang pada awalnya adalah
suatu kebudayaan manusia berkembang menjadi sesuatu alat untuk membantu
aktivitas manusia. Manusia yang selalu ingin berkarya menyebabkan manusia
berlomba-lomba dalam penciptaan Iptek sehingga lupa dengan perubahan yang
diakibatkan dari Iptek itu sendiri. Dengan demikian perkembangan Iptek sudah
dimulai pada zaman purba dan berkembang sampai sekarang.
Perkembangan IPTEK dapat
dibuat periodisasi sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai berikut .
1) Zaman Purba (4 Juta tahun yang lalu)
Di dalam kehidupan prasejarah dikenal
adanya zaman batu. Ciri-ciri ilmu yang dikembangkan adalah kemampuan mengamati,
kemampuan membedakan, kemampuan memilih, dan kemampuan melakukan percobaan,
sekalipun masih terbatas pada proses trial dan error. Berdasarkan proses
tersebut lambat laun terjelma suatu kemampuan dalam melakukan pekerjaan,
misalnya pembuatan alat-alat batu yang tadinya lunak sampai akhirnya terbuat
dari batu yang keras. Kemudian bentuk alat-alat itu lebih disempurnakan.
Semula penduduk masih nomaden, berburu dengan berburu dan
mengumpulkan makanan. Kemudian melalui trial dan error, mulai mengenal api
untuk memasak. Hal ini mendorong mereka membuat periuk dan barang pecah belah
lainnya. Dalam perkembangannya mereka juga mulai mengenal bercocok tanam dan
bertani dengan segala peralatannya yang meningkat dari batu sampai alat-alat
perunggu dan besi.
Hal yang bersifat khusus lagi adalah kemampuan menulis dan
berhitung yang mendorong perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu. Mereka
juga mulai mengenal hal-hal yang berkaitan dengan perbintangan dalam sistem
kalender. Pada fase ini dikembangkan, antara lain oleh orang-orang Mesir Kuno,
Sumeria, dan Babilonia. Kemudian menyusul orang-orang Hindu.
2) Zaman Yunani (600 - 200 SM)
Sementara itu antara masa 600 SM hingga
200 SM sejarah mencatat adanya kemajuan berpikir umat manusia dalam lapangan
ilmu dan teknologi yang berpusat di Yunani. Pada waktu itu terjadi perubahan
besar pada cara berpikir umat manusia. Sebelum itu manusia cukup puas dengan
menerima kenyataan sehari-hari, bahwa di alam ini terdapat tanah, air, api,
awan, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
Tetapi kemudian manusia mulai mengajukan pertanyaan yang amat
sangat penting, yaitu dari apakah benda-benda yang berjenis-jenis itu dibuat?
Mungkinkah ada bahan dasar yang menjadi inti dari sekalian benda-benda yang ada
di alam itu? Dengan pertanyaan itu, maka manusia mulai berpikir dan berusaha
mengungkap kabut rahasia alam dan tersusunlah ilmu serta teknologi. Sementara
itu Pythagoras (580-500 SM) seorang ahli filsafat berhasil menemukan berbagai
dasar ilmu. Dia telah menemukan Hukum atau Dalil Pythagoras, yaitu a+b = c yang
berlaku bagi segitiga siku-siku, sedangkan jumlah sudut suatu segitiga
siku-siku adalah 180. Penemuan Pythagoras itu mendasari ilmu matematika.
Sedangkan Sokrates (470-399 SM) melalui percakapan atau dialog
dengan murid-muridnya telah meletakkan metode berpikir. Sokrates merumuskan
suatu perkataan atau pengertian, mengadakan analisa sosial dengan diskusi dan
memantapkan suatu norma dalam bidang etika.
Masih banyak pemikir-pemikir Yunani yang berjasa menyusun ilmu.
Plato (427-347 SM) adalah seorang pemikir yang menganggap bahwa yang berada di
balik semua benda di alam ini adalah ide, yang bersifat abadi. Kemudian
Aristoteles (384-322 SM) sebagai murid Plato, telah berjasa menulis banyak buku
yang berisi berbagai ilmu.
Buku peninggalan Aristoteles yang penting bagi ilmu dan teknologi
antara lain Logika, Biologi, dan Metafisika. Sebenarnya Aristoteles masih
banyak menulis kitab-kitab yang penting dalam bidang politik, etika, dan
estetika. Pada bidang Biologi Aristoteles telah mempelajari embriologi,
khususnya mengenai perkembangan telur ayam sampai terbentuknya kepala ayam.
Demikian pula anatomi badan hewan sudah diselidiki.
Aristoteles mengamati alam sekitar dengan teliti dan hasilnya
dituliskannya dalam sebuah ensiklopedi. Aristoteles tidak hanya mempelajari
logika dan biologi tetapi juga memikirkan masalah filsafat dan keagamaan. Untuk
jangka waktu yang lama karya-karya Aristoteles itu dipelajari orang.
Pengaruhnya besar sekali, sehingga selama lebih dari 2000 tahun pikirannya
dianut masyarakat. Sebenarnya tidak semua pikiran Aristoteles itu benar.
Pandangannya tentang bumi dan hubungannya dengan matahari ternyata tidak tepat.
Aristoteles beranggapan bahwa matahari mengitari bumi sesuai dengan asas
geometrisme, padahal bumi yang mengitari matahari (heliosentris).
Salah satu ilmu yang hingga sekarang masih penting ialah ilmu ukur
bidan datar atau planimetri. Ilmu ukur itu disusun secara cermat oleh Eulid
(330 SM) dengan mendasarkan pada definisi, aksioma dan pembuktian menurut
dalil-dalil. Salah satu dalil Eulid yang terkenal ialah “antara dua titik hanya
dapat ditarik dalam satu garis lurus”. Archimides (287-212 SM) tercatat sebagai
penemu hukum alam, yaitu “benda yang terapung atau terendam dalam air
kehilangan berat sesuai dengan berat air yang dipindahkan”. Arkhimides juga
terkenal sebagai seorang ahli teori yang membuktikan teorinya dengan percobaan
atau eksperimen. Dia adalah juga seorang ahli teknologi, karena menerapkan
sebagian penemuannya pada usaha membuat alatalat.
Selanjutnya Ptolemeus ( + 200 M) juga menyusun peta bumi
sebagaiman dikenalnya pada zamannya itu dengan mencantumkan 5000 tempat
berdasarkan koordinat-koordinat yang hingga sekarang masih berlaku. (Sardiman ,
1996: 76)
3) Zaman Pertengahan (31 SM-628 M)
Pada zaman pertengahan oleh para
ilmuwan sering dinamakan Abad Kegelapan. Hal ini disebabkan perkembangan ilmu
pengetahuan yang sudah ada sejak zaman Yunani-Romawi menjadi terhenti di Eropa.
Pada waktu itu agama Kristen berkembang di Eropa.. Kekuasaan gereja begitu
dominan dan sangat menentukan kehidupan di Eropa. Semua kehidupan harus diatur
dengan doktrin gereja atau hukum dan ketentuan Tuhan. Gereja tidak memberikan
kebebasan berpikir. Hal ini telah menyebabkan kemunduran bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Apabila di Eropa mengalami Abad Kegelapan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, tetapi di timur, di dunia Islam mengalami perkembangan. Perkembangan
kekuasaan Islam di timur (di Asia Barat) telah membawa perkembangan di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam mulai
menonjol terutama setelah terjadi masa penerjemahan yang terjadi pada tahun
750-850 di masa kekhalifahan Abasiyah. Pada waktu itu para cendekiawan muslim
dan cendekiawan Barat melakukan penerjemahan karya-karya klasik dari Yunani,
Romawi Kuno, dan Persia. Setelah dipadu dengan pemahaman terhadap kandungan
Al-Qur’an telah melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam bidang ilmu
pengetahuan. Para cendekiawan itu juga melakukan penyelidikan. Fase ini
mendorong perkembangan ilmu pengetahuan di masa-masa berikutnya.
Pada zaman Islam itu karya-karya Yunani terutama karya Aristoteles
banyak diterjemahkan oleh ahli-ahli Arab, Yahudi dan Persia. Penterjemahan itu
kemudian disebarluaskan, sehingga menjadi dasar perkembangan dan kemajuan ilmu
teknologi di dunia Barat dewasa ini. Para ahli Islam menaruh perhatian besar
terhadap ilmu kedokteran, ilmu obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi,
ilmu tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Demikian pula ilmu pasti berkembang,
terutama sekali perhitungan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.
Tokoh ahli ilmu Islam itu antara lain ialah Al Khawarizmi (825 M),
yang menyusun buku Aljabar, yang menjadi standar hinga dewasa ini. Ia juga
menegaskan dan memantapkan perhitungan desimal, dengan mengganti angka Romawi
dengan angka Arab seperti yang dipakai dewasa ini. Penulisan desimal jauh lebih
unggul daripada penulisan angka Romawi. Sebenarnya Al Khawarizmi mengembangkan
perhitungan desimal itu dari para ahli matematika Hindu seperti Aryabhata (476
M) dan Brahmagupta (628 M). Pada bidang aljabar Al Khawarizmi menemukan
perhitungan akar negative. Kemudian Omar Khayam (1043-1132), juga seorang ahli
sastra (penyair) dan matematikus. Ia berhasil menemukan pemecahan persamaan
pangkat tiga.
Selama zaman Islam itu, penelitian kimia mulai dirintis, walaupun
mula-mula dimaksudkan untuk percobaan membuat logam emas. Percobaan itu sendiri
tidak pernah berhasil, tetapi efek sampingnya menumbuhkan ilmu kimia atau al
Kimia, umpamanya pembuatan salmiak yang berguna bagi ilmu kedokteran. Ilmu
kedokteran pada zaman Islam memang mengalami kemajuan. Nama-nama seperti Al
Razi (Razes, 850-923 M), dan Ibnu Sina (Avicenna, 980-1037 M), menghiasi dunia
kedokteran. Ibnu Sina menulis kitab kedokteran yang sampai tahun 1650 menjadi
buku standar. Abu Qasim juga menulis ensiklopedi kedokteran dan telah mendalami
ilmu bedah.
Ibnu Rusd (Averoes,1126-1198) telah menterjemahkan kitab-kitab
Aristoteles. Pada zaman Islam cabang-cabang ilmu lainnya seperti astronomi,
matematika, dan filsafat juga berkembang. Sebuah peta yang memuat 70 daerah
yang dikenal waktu itu sudah disusun oleh Al Idrisi (1100-1166).
4) Zaman Modern (658 M-Sekarang)
Perkembangan ilmu pengetahuan di zaman modern didorong atau
diawali dengan berkembangnya zaman Renaissans. Masa ini merupakan fase lahir
dan berkembangnya kembali budaya Yunani - Romawi Kuno. Perkembangan Renaissance
tidak terlepas dari fase sebelumnya yakni, perkembangan ilmu pengetahuan pada
masa penerjemahan di masa Islam. Setelah zaman Romawi, ilmu pengetahuan tidak
hanya mengklasifikasikan atau menentukan sesuatu itu termasuk kelas atau kelompok
tertentu, tetapi memahami sesuatu atau benda-benda itu memiliki susunan dan
aturan yang ada hukum-hukumnya. Leonardo Pisa ahli aljabar dari Italia, terus
melakukan penyelidikan sehingga menemukan tiga akar dari persamaan pangkat
tiga. Ilmu-ilmu alam terus berkembang. Kemudian tampil ilmuawan-ilmuwan seperti
Copernicus, Galileo, dan Keppler. Mereka telah melakukan penelitian tentang
tata surya.
Copernicus dan Galileo telah memantapkan prinsip heliosentris
(matahari sebagai pusat tata surya), merombak teori geosentrisme (bumi sebagai
pusat). Bumi ini bulat, bukan datar. Francis Bacon juga merupakan ilmuwan
penting saat itu. Ia telah mengembangkan ilmu alam dan kegiatan eksperimental
(empiriame). Perkembangan di zaman Renaissans terus bertambah maju. Memasuki
zaman Aufklarung (zaman Penceharan), perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terus berkembang. Orang mulai mengandalkan kekuatan akal dan meninggalkan
dogma-dogma agama. Fase zaman Aufklarung merupakan fase yang amat penting bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Para filsuf dan ilmuwan besar pada masa Aufklarung, antara lain
Issac Newton. Ia telah mengembangkan ilmu pengetahuan alam berdasarkan
prinsip-prinsip matematika. Newton yang mendorong perkembangan teori gravitasi,
perhitungan Calculus, dan Optika. Tokoh lain, seperti Montesquieu, J.J
Rousseau.Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan seolah-olah tidak dapat
dikendalikan oleh manusia, mengingat begitu cepat kemajuannya. Aplikasi dari
ilmu pengetahuan yang mengembangkan teknologi pun semakin berkembang. Pada abad
ke-20, perkembangan iptek semakin menakjubkan. Dari zaman atom dan nuklir,
berkembang pula teknologi informasi, komunikasi, telekomunikasi, dan kini kita
kenal zaman komputer dan internet.
c. Jenis-jenis Iptek
Jenis-jenis Iptek yang berkembang saat ini sudah dapat digunakan
oleh masyarakat. Pada keadaan yang membutuhkan manusia selalu melakukan
inovasi. Misalnya, dalam bidang kesehatan, astronomi, teknologi, perhubungan,
dan arsitektur. Adapun jenis-jenis Iptek adalah sebagai berikut.
1) Kesehatan
Dalam bidang kesehatan masalah pelayanan kesehatan, penyakit,
gizi, farmasi, dan kesehatan lingkungan menjadi perhatian pokok. Untuk itu
telah ditingkatkan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Disamping itu alat-alat kedokteran telah mencapai kemajuan yang sangat pesat.
Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan kesehatan masyarakat. Sementara itu,
di beberapa rumah sakit tertentu sedang dilakukan penelitian tentang
pemanfaatan RIA (Radio Immunmo Assay), yaitu suatu alat diagnosa yang
menggunakan teknik radioisotope. Dengan ini maka kesehatan masyarakat semakin
meningkat dan angka kematian semakin menurun.
2) Astronomi
Selama ini sebagian masyarakat hanya mengetahui matahari terbit
dari timur dan tenggelam di barat, tetapi tidak mengetahui ada apa sebenarnya
di dalam matahari atau bagaimana terbentuknya matahari. Padahal, sejak zaman
dahulu tata surya dan matahari merupakan sesuatu yang vital. Masih ada sebagian
masyarakat yang memanfaatkan siklus matahari sebagai patokan untuk bercocok
tanam, penunjuk arah, atau patokan waktu. Bahkan di tengah pesatnya
perkembangan teknologi, ilmu falak merupakan dasar yang diajarkan untuk
kepentingan navigasi. Astronomi adalah ilmu perbintangan. Kita pernah mendengar
astronomi (ahli perbintangan) berkebangsaan Polandia yang bernama Nicolaus
Copernicus.
Copernicus sudah berkenalan dengan ide-ide filosof Yunani
Aristarchus dari Samos (abad ke-13 SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan
planet-planet lain berputar mengitari matahari. Copernicus jadi yakin dengan
kebenaran hipotesa “heliocentris” ini, dan tatkala ia menginjak usia empat
puluh tahun ia mulai mengedarkan buah tulisannya diantara teman-temannya dalam
bentuk tulisan-tulisan ringkas, mengedepankan cikal bakal gagasannya sendiri
tentang masalah itu. Copernicus memerlukan waktu bertahun-tahun melakukan
pengamatan, perhitungan cermat yang diperlukan untuk penyusunan buku besarnya
De Revolutionibus Orbium Coelestium (tentang Revolusi Bulatan Benda-benda
Langit), yang melukiskan teorinya secara terperinci dan mengedepankan
pembuktian-pembuktiannya.
Dalam buku itu Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi
berputar pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi,
serta planet-planet lain semuanya berputar mengelilingi matahari. Aristarchus
lebih dari tujuh belas abad lamanya dari Copernicus sudah mengemukakan
persoalan-persoalan menyangkut hipotesa peredaran benda-benda langit, adalah
layak. Sebab, betapapun Aristarchus sudah mengedepankan pelbagai masalah yang
mengandung inspirasi, namun dia tak pernah merumuskan teori yang cukup
terperinci sehingga punya manfaat dari kacamata ilmiah. Tatkala Copernicus
menggarap perhitungan matematik hipotesa-hipotesa secara terperinci, dia
berhasil mengubahnya menjadi teori ilmiah yang punya arti dan guna. Dapat
digunakan untuk dugaan-dugaan, dapat dibuktikan dengan pengamatan astronomis,
dapat bermanfaat dibanding dengan teori-teori terdahulu bahwa dunialah yang
jadi sentral ruang angkasa..
Perkembangan Astronomi
di Indonesia
Tanggal 7 Juni 1928 – tujuh puluh delapan tahun lalu terjadi
peristiwa penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam di Indonesia.
Peristiwa di Lembang itu, sebuah desa di pegunungan sebelah utara Bandung,
adalah tempat peresmian pemakaian teropong bintang besar, refraktor ganda Zeiss
yang berdiameter 60 cm, di Observatorium Bosscha..
Kegiatan di Observatorium Bosscha telah banyak dimulai bahkan
sebelum teropong besar Zeiss berfungsi tahun 1928, berupa program pengamatan
dengan teropong lebih kecil yang sudah berjalan aktif. Program utama yang
dijalankan adalah pengamatan sejumlah besar bintang ganda, survey bintang dalam
Galaksi Bima Sakti di langit selatan, pengamatan bintang variable, dan kerja
sama dengan Dinas Topografi dalam studi geografi. Menjelang tahun 1950, di
bawah koordinasi Dr GB van Albada, berbagai aktifitas kembali berlangsung di
Observatorium Bosscha termasuk keikutsertaannya dalam pendidikan ilmu
pengetahuan alam di ITB (dulu FIPIA-UI). Program utama masih tetap studi
bintang ganda. Perhatian dari para astronom internasioanal pun berdatangan
(termasuk dari Hertzprug dan Russel, dua nama besar dalam astrofisika), dan hal
ini sangat membantu perkembangan dunia astronomi di Indonesia selanjutnya.
Dengan berlangsungnya proses peralihan ke Pemerintah Republik
Indonesia, putra-putri Indonesia meneruskan kegiatan penelitian dan pendidikan
astronomi di Observatorium Bosscha, yang sejak tahun 1951 bersama-sama
Departemen Astronomi berada di bawah naungan ITB. Topik penelitian berkembang
dari Astrofisika Bintang, Studi Galaksi Bima Sakti, Studi Tata Surya, sampai
Kosmologi.
Observatorium Bosscha memang memilki sejarah dan peran unik.
Sebagai satu-satunya observatorium besar di Indonesia, dan bahkan untuk
beberapa lama di Asia Tenggara, membuat observatorium ini menjadi salah satu
penegak ilmu astronomi di Indonesia. Di dalam perkembangan selanjutnya, dengan
meluasnya kegiatan astronomi di Indonesia, Observatorium Bosscha diupayakan
tetap menjadi pusat astronomi, sebagai situs ilmiah yang keutuhan dan nilainya
selalu terlindungi, serta merupakan sumber informasi astronomi bagi masyarakat.
Ketakjuban manusia akan keindahan langit dan kerendahan hati untuk
selalu bertanya akan tempatnya di semesta yang maha luas, membuat kehadiran
astronomi diperlukan. Karenanya selalu besar harapan akan berlanjutnya dukungan
terhadap kehadiran observatorium ini untuk kemajuan astronomi di Tanah Air.
(http:/ www.geocities.com)
3) Teknologi
Berbagai penemuan di bidang teknologi telah mendorong majunya
infomasi dan teknologi. Setelah James Watt menemukan mesin uap, maka Friedrich
Konig (orang Jerman) mengembangkan mesin cetak dengan tenaga. Kemudian
berkembanglah cetak-mencetak berbagai berita dan pesan dengan menggunakan mesin
ketik. Mesin ketik yang pertama kali dipatenkan adalah rancangan tiga orang
Amerika yaitu Christoper L. Sholes, Samuel Soule, dan Carlos Glidden (1868).
Dunia elektronik semakin maju. Hal ini telah membuka babak baru
bagi kegiatan komunikasi. Hal ini dimulai tahun 1840 sewaktu F.B. Morse
menemukan telegram listrik. Sejak saat ini mulai komunikasi jarak jauh dengan
tepat. Tahun 1876 Alexander Graham Bell menemukan telepon. Tahun 1864 Clark
Maxwell menemukan toeri bahwa gelombang
elektromagnetik dapat merambat dalam
ruang hampa. Tahun 1895, Guilerino Marconi menggabungkan pemenuan Maxwell dan
hasil percobaan Hertz untuk mengirimkan pesan melalui ruang hampa yang disebut
telegram tanpa kabel, yang kemudian dikenal dengan radio. Tahun 1906 bertepatan
dengan malam Natal sebagai pengganti pengiriman kode Morse, pemancar radio yang
pertama kali dibuat untuk menyiarkan lagu-lagu Natal. Berikutnya gambar
bergerak dan teknologi pemancar radio digabung, sehingga tercipta televisi.
Vladimir K. Zworykin ahli fisika kelahiran Rusia telah
mendemonstrasikan televisi elektronik pertama kali pada tahun 1928. Teknologi
informasi komunikasi terus berkembang. Tahun 1960 ketika Echo I, berhasil
menerima gelombang radio dari bumi dan memancarkannya kembali ke bumi. Sejak
itu mulai diluncurkan satelit ke ruang angkasa. Dengan ini maka komunikasi
melalui satelit berkembang di dunia.
4) Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam
artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan
binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perencanaan perkotaan,
arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain
produk. Arsitektur juga merujuk pada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura ( yang merupakan sumber
tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik
haruslah memiliki Keindahan/Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan
Kegunaan/Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan bahwa keseimbangan dan
koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi
unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangn
fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur
fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun
psikologis.
Bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun,
kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang
batu di negara-negara berkembang, atau melaui standar produksi di negara-negara
maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya
dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan yang memiliki
makna budaya/politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat
umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah
menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri.
A. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu pengetahuan merupakan bagian dari pengetahuan. Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segala sesuatu yang kita ketahui. Cara mendapatkan pengetahuan dapat melalui berbagai kesempatan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja dan secara spontan. Ilmu merupakan hasil pemikiran manusia yang diperoleh dari pengalamannya. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bersifat metodis, sistematis, dan logis. Jadi, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode keilmuan, yakni diperoleh dengan menggunakan cara kerja yang rinci, sistematis, dan logis. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang merupakan ilmu memiliki syarat dan ciri-ciri, antara lain memiliki objek, memiliki tujuan dan metode, bersifat empiris, rasional, dan objektif. Berkaitan dengan objek kajiannya, pengetahuan ilmiah memiliki cabang-cabang yang bersifat khusus, antara lain biologi, fisika, antropologi, geografi, sosiologi, dan sejarah.
2. Perkembangan IPTEK
Permulaan dari IPTEK dapat ditelusuri sejak keberadaan manusia. Manusia purba telah memiliki pengetahuan tentang keadaan alam. Usaha mula-mula di bidang keilmuan yang tercatat dalam sejarah adalah yang dilakukan oleh bangsa Mesir Kuno. Banjir Sungai Nil yang terjadi setiap tahun telah mendorong berkembangnya sistem almanak, geometri, dan kegiatan pengamatan serta penelitian. Kegiatan keilmuan kemudian diikuti oleh orang-orang Babilonia dan orang-orang Hindu. Kegiatan keilmuan pengembangan iptek berlangsung sampai zaman modern.
2) Zaman Yunani (600 - 200 SM)
c. Jenis-jenis Iptek
3) Teknologi